Minggu, 19 April 2020

Task 6 - KLASTER 1 - DAPUR (2)

Bismillah

1. Berikut gambaran saat berbenah pantry, meja dapur, kulkas dan meja makan kami. 

- Pertama, wadah bumbu2 yang selalu dipakai saat masak. Posisinya dekat dengan kompor agar mudah diambil. Sejak awal saya meletakkan minyak kelapa, gula, garam, dsb di dalam sebuah wadah agar tidak terlihat berserakan dan berpisah-pisah. Saya mulai berbenah dengan mengeluarkan bumbu2 tersebut, mengelapnya dan mengecek tanggal kadaluwarsa, mencuci wadah lalu menyusun ulang layout/susunan dari yang frekuensinya paling sering diambil; gula, garam, kaldu bubuk, merica, teh, saus, dst. 
- Kedua, pantry (tempat penyimpanan bahan masakan kering). Saya keluarkan semua bahan masakan dan bahan kue. Lalu saya menggunakan wadah yang ada di rumah untuk mengkategorikan bahan2 tersebut. Sebelumnya saya juga mengecek tanggal kadaluwarsa, alhamdulillah masih lama. Karena saya suka membuat kue jadi saya cukup banyak menyetok bahan2 membuat kue seperti berbagai jenis tepung, gula, coklat, dsb. Alasannya karena saya termasuk orang yang jarang (malas) keluar rumah untuk sekedar membeli bahan belanjaan.
Segala macam tepung saya jadikan satu dalam wadah coklat. Sebenarnya saya terpikir untuk menyimpan tepung2 tersebut dalam toples namun untuk sekarang saya cukupkan dengan menyimpannya dalam kemasan aslinya dan diberi karet. Karena saya belum punya toples untuk menyimpan insyaAllah ke depannya akan saya realisasikan. 
Lalu ada wadah khusus teh, karena saya peminum teh baik itu floral tea ataupun teh hijau biasa.
Adapun bahan2 pelengkap kue seperti ragi, margarin, susu bubuk, soda kue, baking powder, dsb saya jadikan satu juga dalam wadah. 
Selebihnya wadah lain untuk stok saus, kecap dan mie instan.
Untuk gula pasir, gula aren, meses, dan coklat batang yang telah dibuka saya masukkan ke dalam wadah plastik tertutup. 
- Ketiga, kulkas. Saya cabut kabel kulkas, mengeluarkan isinya, mengecek kondisi bahan makanan yg disimpan alhamdulillah masih baik. Lalu mencuci rak-rak kulkas dan mengelap bagian luar dan dalam body kulkas. 
Bagian freezer atas untuk menyimpan es batu dan es krim, bagian freezer bawah untuk menyimpan ikan, daging dan ayam mentah. Oh ya sebagai info freezer saya sering penuh karena saya selalu menyetok ikan tongkol untuk makanan kucing jadi space freezer lebih banyak digunakan untuk ikan makanan kucing daripada protein hewani untuk makanan kami 😌 
Pada bagian pintu freezer saya menyimpan daun salam, daun jeruk, lengkuas yang telah dipotong2 dan asam jawa mentah dalam plastik ziplock dan plastik kresek. 

Kulkas bagian laci atas/chiller untuk tempat menyimpan kimchi dan ayam ungkep. 
Di rak pertama saya tujukan untuk masakan leftover ataupun masakan yang akan dipanaskan ulang juga tempat menyimpan keju dan butter. 
Di rak kedua ada wadah untuk beberapa jenis selai, mayones dan susu kental manis. Juga beberapa wadah untuk menyimpan sayuran. 
Di rak ketiga saya meletakkan sayuran yang telah dipotong2 dan disimpan dalam wadah sama seperti rak kedua. 
Bagian laci bawah saya menyimpan cabe dan sayuran dalam plastik kresek. Untuk rimpang saya simpan dalam jar yang diisi air dengan rutin mengganti airnya tiap minggu biidznillah rimpangnya tahan lama. 
Bagian pintu chiller diisi berbagai macam; telur, santan instan, air dingin, susu, madu dan saus2. 
- Keempat, meja makan dan lemari penyimpanan makanan. Setelah masak biasanya makanan akan saya letakkan di bagian ini di dalam lemari. 
Saya tidak  meletakkan/menyimpan masakan di atas meja makan karena kami punya banyak kucing. Di meja makan hanya tempat makanan kering semisal kerupuk, teri goreng, saus cabe, biskuit, kukis, kurma, buah dan air minum. Sengaja diletakkan di meja makan agar lebih mudah diambil saat makan atau saat ingin ngemil. 
2. Hambatan yang saya rasakan adalah saat berbenah pantry, saking banyaknya segala macam tepung dan bahan kue saya sampai bingung bagaimana cara menatanya. Barang-barang tersebut tidak ada yg di-declutter karena masih dibutuhkan (saya termasuk yang rutin bikin camilan baik kue, roti, biskuit, dsb). Untuk sementara ini saya satukan dalam wadah/kontainer. Yang sudah terbuka saya ikat dengan karet. InsyaAllah ke depannya saya berencana membelikan toples utk masing-masing bahan kue dan memberikan label nama pada toples tersebut. Lalu beberapa jar/toples yang tutupnya kaleng kebanyakan sudah karatan karena faktor air di rumah kami yang dulu. Ada rasa kurang puas dan ingin mengganti dengan jar baru tapi saya tahan dulu dengan mengganti dengan wadah plastik sementara yang ada di rumah. 

3. Untuk kebutuhan makanan, saya mempersiapkan menu untuk seminggu dan belanja bahan makanan pun seminggu sekali. Ini untuk bahan makanan berupa sayuran dan protein. Bahan makanan kering semisal beras, minyak, gula, teh, kopi, dan sebagainya saya belanja per bulan.
Per bulan kira2 kami butuh:
- Beras 10 kg (ini utk 1,5 bulan) 
- Gula pasir 1 kg
- Minyak kelapa 2 liter
- Telur 10-20 butir
- Teh bubuk 1 kotak
- Kecap 1 pouch kecil
- Saus cabe 1 botol
- Kopi 250 gram
- Mie instan kuah 2 bungkus
- Mie instan goreng 2 bungkus
- Mie telur 1 bungkus
- Terigu 1 bungkus
- Margarin 1 bungkus
- Susu UHT 3 kotak besar

Sebenarnya untuk anggaran belanja mingguan dan bulanan sudah sesuai, saya termasuk orang yang sebelum berbelanja membuat list menu seminggu (sayur, lauk, buah dan camilan) lalu belanja sesuai dengan catatan tapiiiii terkadang kami masih sulit mengontrol hasrat ingin jajan sehingga anggaran bisa bocor. Misalkan saya sudah masak, tiba-tiba di sore hari suami pengen jajan bakso. Alhasil dia tidak makan malam masakan saya dan ini yang berpotensi food waste. Meskipun terkadang masakan itu masih bisa diselamatkan dengan menyimpan di kulkas dan dihangatkan keesokan hari tapi terkadang bisa terbuang juga dalam jumlah sedikit (masih bersisa juga padahal sudah dimakan). 

Saya telah menerapkan food prep dari awal menikah, ini termasuk efek dari membuat menu seminggu dan daftar belanjaan. Jadi setelah belanja saya langsung menyiapkan bahan2 tersebut agar mudah diolah dan mempersingkat waktu memasak. Kegiatan ini sangat membantu saya karena saya bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain. Biasanya meskipun belanja untuk seminggu, sayuran mentah di dalam kulkas masih bersisa. Kalau sudah begini saya akan buat menu dgn bahan yang masih ada dan mengurangi jumlah belanjaan berikutnya. 
Food prep saya di akhir pekan tinggal segini. 

4. Kebiasaan Harian:
- Mencuci peralatan masak dan peralatan makan setelah selesai digunakan
- Mencuci peralatan makan kucing
- Mengelap kompor, meja kompor, dan tempat cuci piring selesai masak
- Menyapu dan mengepel bagian lantai dapur yang berminyak
- Mengelap meja makan
- Mencuci kain lap
- Mengumpulkan sampah organik dan mengompos

Kebiasaan Mingguan:
- Mengecek bahan makanan di kulkas dan pantry 
- Membuat menu masakan per minggu 
- Belanja mingguan dan melakukan food prep
- Membersihkan rice cooker
- Mengganti alas lemari makan
- Mengganti kain lap 

Kebiasaan Bulanan:
- Melakukan deep cleaning kulkas
- Membersihkan lemari piring
- Mengecek bahan makanan kering
- Belanja bulanan

Selasa, 14 April 2020

CHALLENGE 1 GEMAR RAPI - MEMBUAT ECO ENZYME / ECO CLEANER

Bismillah

Ini kedua kalinya saya bikin eco enzyme. Setahun lalu tepatnya 15 Januari 2019 saya pernah juga bikin eco enzyme pakai kulit jeruk dan difermentasi selama tiga bulan.
Saat itu menurut saya eco enzyme nya ga terlalu berhasil karena aromanya ga segar tapi malah beraroma buah busuk. Jadi saat Gemar Rapi mengadakan challenge membuat eco enzyme saya tertarik mencoba lagi. 

Saya mencoba resep eco enzyme dengan tambahan ragi dan difermentasi selama 3 pekan.
Alhamdulillah sepertinya kali ini well done meskipun mengerjakannya saat mendekati tanggal akhir CHALLENGE. Ini beberapa bahan yg saya perlukan:
- Air 1 liter
- 100 gr gula merah disisir
- 300 gr kulit buah (saya pakai kulit jeruk dan nanas)
- 1/2 sdt ragi instan
- Botol bekas bersih berkapasitas 1,5 liter
Note: perbandingan air, gula dan kulit buah/sayuran harus 10:1:3
Cara membuat:
- Potong2 kulit buah agar dapat dimasukkan ke botol
- Masukkan gula, ragi dan air ke dalam botol
- Masukkan kulit buah
- Jungkir balikkan botol agar gula larut (dari yang saya baca sih sebaiknya tidak dikocok)
- Tutup botol JANGAN RAPAT karena katanya bisa meledak 😱
- Letakkan di tempat kering
 - Seminggu pertama, eco enzyme harus dijungkirbalikkan, setelah itu didiamkan selama dua minggu agar bisa dipanen
Dari pengamatan saya:
- Kalau tutup botol rapat, botol menjadi keras karena gas di dalam menekan permukaan botol
- Saat dibuka akan terdengar bunyi cesssss seperti saat kita membuka minuman bersoda
- Aromanya segar dan ada buih2 kecil yang naik turun di dalam botol

InsyaAllah saya akan panen tanggal 30 April dan akan saya update di blog ini bagaimana hasilnya 😘 CHALLENGE 1 DONE! Alhamdulillah... 

Minggu, 12 April 2020

Task 5 - KLASTER1 - DAPUR (1)

Bismillah

Proses Decluttering
1. Saya membuat sub-kategori peralatan makan, peralatan masak, peralatan food preparation, peralatan membuat kue, dan peralatan membuat kopi (ini milik suami). Alasannya agar lebih terlihat jumlah barang yang saya miliki apakah sudah sesuai dengan peruntukannya atau malah ada benda yang tidak masuk sub-kategori manapun dan tidak pernah dipakai. Meskipun untuk penyimpanan hampir seluruh benda-benda tersebut di dalam rak piring tapi setidaknya benda-benda tersebut punya "rumah".

Berikut foto sebelum declutter :


2. Pola makan keluarga kami biasa saja; saya memasak sendiri makanan untuk keluarga kami, terkadang kami membeli makanan di luar dan karena saya hobi masak dan membuat kue saya termasuk rajin bikin camilan, hehehe.. Menu yang dimasak biasanya terdiri dari lauk dan sayur ditambah buah. Suami saya sehari makan dua kali kadang-kadang saja tiga kali. Biasanya hanya sarapan dgn makan siang, malamnya makan camilan atau hanya sarapan dan makan malam, siangnya makan camilan. Jadi di rumah saya cukup banyak menyetok bahan makanan dan kue sehingga memudahkan ketika eksperimen di dapur.
Alhamdulillah barang-barang di dapur saya sudah memenuhi kebutuhan keluarga kami. Barang yang paling sering digunakan tentu saja alat masak ya dan alat makan. Hampir semua alat masak dan alat makan terpakai setiap hari. Tapi masih ada juga yang jarang bahkan tidak pernah dipakai contohnya cetakan es lolipop pemberian ibu mertua, sepertinya ini bakal masuk benda kenangan suami karena saat akan saya declutter suami keberatan dan bilang bahwa cetakan es lolipop ini sudah ada sejak dia kecil dan dia merasa berat untuk mengeluarkannya.


3. Kriteria barang yang saya declutter adalah yang jumlahnya kebanyakan (karena kami hanya tinggal berdua dan sesekali saja ada tamu), yang tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan (barang2 plastik, melamine dan teflon yang sudah tergores), yang sudah rusak, serta yang tidak spark joy.

Beberapa piring, mangkok, gelas, sendok dan blender rusak yang di-declutter 

4. Menurut saya decluttering dapur termasuk bagian yang cukup melelahkan. Padahal tahun 2019 saya sudah pernah declutter alat masak dan alat makan tapi ternyata setelah declutter kedua kali ini peralatan makan masih terasa banyak. Hal ini terjadi karena setelah declutter pertama saya dihibahkan beberapa alat makan berbahan plastik (t*pp*rw***) oleh mertua dan saya pun membeli beberapa piring dan mangkuk keramik yang spark joy (menurut saya) sehingga bertambah lagi peralatannya. Lalu saat men-declutter suami ikut serta dan merasa berat ketika beberapa benda pemberian mertua akan saya keluarkan, ini terkait benda kenangan. Adapula hambatan saat declutter saya akan mengeluarkan beberapa piring kecil bahan melamine namun piring2 itu masih sering saya pakai dan saya belum punya gantinya piring kecil dengan bahan yang lebih baik jadi pada akhirnya masih saya simpan.

Proses Organizing

1. Untuk penyimpanan sebagian besar saya letakkan di dalam lemari yang juga berfungsi sebagai rak. Peralatan makan disusun berjejer, gelas2 dicantolkan pada rak, sendok2 saya tempatkan pada gelas yang tidak digunakan lagi. Peralatan masak sebagian besar saya cantolkan di atas meja kompor/meja cuci piring, kecuali yang sesekali dipakai misalkan panci presto saya simpan di lemari bawah meja kompor. Peralatan membuat kue dan peralatan kopi kami simpan dalam box dan diletakkan di dalam lemari. Begitupun bahan makanan saya letakkan dalam wadah. Wadah bumbu saya letakkan dekat dengan meja kompor agar mudah diambil. Peralatan food preparation (wadah t*pp*rw*re) saya tumpuk berdasarkan bentuknya agar tidak makan tempat dan diletakkan di lemari bagian atas.


Bagian lemari bawah tempat meletakkan tabung blender, chopper, hand-mixer dan pasta maker. Awalnya saya ingin meletakkan stand mixer di bawah juga namun qadarullah stand mixernya ga muat masuk ke situ. Lalu di bagian bawah juga ada alat masak berupa satu buah sutil kayu, satu buah sutil silikon yang mempunyai bolongan (saya ga tau namanya), satu buah sendok sayur, satu buah peniris minyak ketika menggoreng (ga tau namanya juga) dan satu buah saringan minyak jelantah. 


2. Hambatan saat proses menata adalah qadarullah kucing saya nakal dan ketika saya meleng sedikit dia pipis di dalam lemari. Ya Allah.. Saya sampai nangis (lah, curhat) karena harus membersihkan ulang lemari dan piring2. Lalu saat menata piring2 saya memecahkan wadah saus steak favorit, duh.. Hal ini membuat proses menata menjadi lebih memakan waktu. Mungkin lain kali ketika proses berbenah kucing-kucing akan saya masukkan ke kandang agar hal serupa tidak terulang. 


3. Analisa RASA

RAPI DAN TERATUR
Sebelumnya lemari di bawah meja kompor saya berantakan sekali karena bercampur dengan peralatan bertukang milik suami tapi setelah kami bongkar dan bersihkan alhamdulillah terlihat lebih rapi dan lega. Sayangnya sebelum membersihkan bagian lemari bawah meja kompor saya lupa memotret kondisinya sehingga tidak ada foto before after. 

Piring, mangkuk, gelas dan sendok yang selalu dipakai saya letakkan di bagian rak lemari, karena posisinya yang eye-level memudahkan ketika mengambilnya. Apalagi begitu membuka pintu lemari langsung terlihat. 


AMAN DAN NYAMAN
Benda-benda yang frekuensi dipakainya sering saya letakkan di dalam lemari di bagian yang eye-level sehingga tidak perlu alat bantu untuk mengambilnya. Pisau diletakkan pada tempat khusus agar tidak membahayakan.

SEHAT DAN BERSIH
Tiap selesai masak saya langsung membersihkan noda-noda cipratan minyak dengan mengelap daerah sekeliling kompor dan mengepel lantai dapur. Alas piring di lemari/rak piring rutin saya cuci. Saya juga mengganti alat masak karena lapisan/coatingnya telah terkikis karena takut membahayakan bagi tubuh. Saya mengganti dgn kuali stainless steel. Untuk menyimpan makanan left over saya lebih memilih menggunakan wadah kaca (gl*ssl*ck). 

Teflon yang sudah tergores parah

ALAMI DAN BERKELANJUTAN
Sebagian besar peralatan makan terbuat dari keramik dan kaca kecuali merek t*p*er w*r* sebagai storage. Saya memilih piring keramik karena insyaAllah lebih awet dan lebih ramah lingkungan (karena dapat direcycle). Kelak kalau eco enzyme telah dipanen akan saya gunakan untuk pembersih meja dapur. 

Minggu, 05 April 2020

TASK 4 - KLASTER 1 - PAKAIAN (2)

Bismillah

Proses Decluttering 

1. Setelah pekan lalu saya berbenah dgn men-declutter pakaian, pekan ini saya men-declutter sprei, handuk, gorden, dan sarung. Karena benda-benda ini yang cukup menyita ruang di dalam lemari. Untuk benda lain seperti tas, sandal, dan alat sholat tidak ada yang di-declutter karena jumlahnya sudah cukup bagi kami berdua. 


2. Kriteria barang yang saya declutter adalah yang jumlahnya kebanyakan, jarang digunakan, dan tidak spark joy. Barang-barang yang di-declutter ini saya berikan kepada saudara saya karena kondisinya masih sangat baik. Seprei sebelumnya ada delapan set, saya keluarkan empat dan saya simpan empat set. Handuk mandi besar sebelumnya ada delapan lembar, saya keluarkan tiga lembar dan simpan lima lembar. Sarung sebelumnya ada lima lembar, saya keluarkan dua lembar dan simpan tiga lembar sarung. Begitupun dengan gorden, saya memiliki tiga set gorden, lalu saya keluarkan yang dua set.


3. Alhamdulillah saat men-declutter pekan ini tidak ada hambatan, karena sudah jelas nantinya barang-barang tersebut akan dikemanakan. Ada perasaan ringan di hati ketika melihat lemari pakaian menjadi lebih lega karena sebelumnya sangat penuh sesak.

Proses Organizing

1. - Seprei, sarung dan perlengkapan sholat yang tidak sedang dipakai saya lipat dan susun ke dalam box plastik, alasannya karena jika masih disimpan di dalam lemari maka lemari akan penuh sesak, lagipula barang-barang ini termasuk yang jarang digunakan, frekuensi pengambilannya dua minggu sekali. 


- Handuk besar dan kecil saya lipat biasa dan ditumpuk secara vertikal, diletakkan di lemari paling bawah. Karena frekuensi pengambilannya seminggu sekali maka saya simpan di lemari pakaian. 

- Kaus kaki, ciput, dan manset saya lipat ala konmari dan diletakkan di boks bekas sarung. Tujuannya agar langsung terlihat dan mudah diambil ketika perlu.
- Tisu kain juga saya lipat ala konmari dan diletakkan di boks bekas sarung. 


- Tas ransel digantung karena ransel ini dipakai tiap Ahad


- Totebag kain dilipat lalu dimasukkan ke salah satu totebag. Totebag ini fungsinya juga sebagai tas belanja jika berpergian atau ke supermarket utk belanja bulanan. Menyimpan dengan cara seperti ini tidak makan tempat. 



- Sepatu, kebetulan saya dan suami tidak punya sepatu. Kami masing-masing hanya memiliki sepasang sandal yang kami pakai ke mana saja, kecuali ada acara khusus/formal, maka suami lebih memilih pinjam sepatu kulit bapak saya. Jadi sandal yang kami punya diletakkan di teras luar.
Kebetulan saya tidak punya aksesoris, suami pun tidak punya topi atau ikat pinggang jadi bagian ini saya skip.

2. Seperti pekan lalu, hambatan yang saya alami adalah ketika melipat serta menata handuk dan seprei. Saya bingung dengan teknik lipatannya apakah mau digulung, dilipat ala konmari atau dilipat biasa. Selama beberapa hari saya trial error dan balik lagi yang paling cocok untuk saya adalah lipatan yang disusun vertikal, sama seperti ketika melipat dan menata pakaian.

3. Analisis RASA

RAPI DAN TERATUR
Setelah men-declutter tahap kedua ini, lemari pakaian saya jauh lebih lapang. Susunan lemari pun sempat saya ubah dari pekan lalu. Sebelumnya lemari bagian ketiga tempat menyimpan handuk, sekarang lemari bagian ketiga ini saya gunakan untuk boks pakaian dalam, boks kaus kaki dan tisu kain. Pekan lalu saya menata kaos kaki dengan lipatan biasa, sekarang saya melipatnya dengan metode konmari dan meletakkannya di boks bekas sarung. Ini membuat lemari terlihat lebih rapi dan teratur. Apalagi dengan penggunaan boks penyimpanan untuk seprei dan sarung membuat lemari terlihat lebih lega.

AMAN DAN NYAMAN
Lemari yang lapang dan tidak penuh sesak membuat hati saya pun berasa ringan. Tidak khawatir dengan tumpukan seprei yang menggunung yang membuat lemari kelihatan seperti mau tumpah.

SEHAT DAN BERSIH
Saya sengaja memilih seprei yang berbahan katun linen, karena bahan ini lebih ringan, dingin, dan mudah dibersihkan.

ALAMI DAN BERKELANJUTAN
Bahan katun linen juga diklaim sebagai katun yang lebih ramah lingkungan. Selain itu saya juga menggunakan tisu kain agar dapat dipakai ulang setah dicuci. 

Tampilan lemari di bagian handuk dan pakaian dalam. Ada kucing saya tidur di handuk, hihi.. Totebag kain yang dilipat saya letakkan di samping lipatan handuk. 

Senin, 30 Maret 2020

TASK 3 - KLASTER 1 - PAKAIAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim


PROSES DECLUTTERING


  1. Saya membuat sub-kategori pakaian menjadi dua; pakaian rumah dan pakaian khusus. Untuk pakaian rumah terdiri dari atasan, bawahan dan gamis harian. Sedangkan pakaian khusus berupa gamis dan baju koko yang digunakan untuk keperluan ke luar rumah. Pembuatan sub-kategori ini untuk memudahkan kami men-declutter pakaian serta memudahkan untuk memilih dan mengembalikan pakaian yang telah dikenakan. Di bawah ini pakaian saat kami pindah dan belum di-declutter. 


2. Kriteria seleksi decluttering pakaian kami adalah pakaian yang sudah kesempitan, jarang dipakai dan yang sudah tidak spark joy lagi. Di bawah adalah pakaian dan celana yang telah di-declutter dan akan diberikan kpd teman, keluarga dan saudara. 

3. Alhamdulillah pakaian saya dan suami tidak banyak. Tahun 2019 kami telah melakukan proses decluttering jadi sekarang tinggal pakaian yang memang kami kenakan sehari-hari. Namun setelah itu saya ada membeli beberapa pakaian sehingga lemari terlihat mulai penuh lagi. Hambatan saya dalam proses decluttering adalah saat menentukan apakah pakaian ini masih layak diberikan orang lain atau tidak, karena pakaian tersebut sering dipakai (dan dicuci) jadi warnanya terlihat pudar namun kondisinya masih baik. Kalaupun untuk direcycle saya tidak punya keahlian menjahit dan crafting. So sad..

PROSES ORGANIZING 

1. Setelah membuat jurnal berbenah saya sudah terbayang pakaian yang mana saja yang akan saya declutter. Hasilnya tiga stel gamis beserta khimarnya keluar lemari. Rencananya akan saya donasikan ke teman dan saudara di kampung. Pakaian yang di-declutter ini adalah pakaian yang sudah tidak muat, tidak pernah digunakan dan tidak spark joy. 
Ini untuk sub-kategori pakaian khusus, saya pilih untuk digantung karena berupa gamis. Saya gantung satu stel bersama khimar dan cadarnya agar memudahkan ketika diambil. Sebagian ada pula sub-kategori pakaian harian berupa gamis yang saya gantung. Dua hanger paling kiri saya beri plastik karena isinya jas dan gamis akad nikah milik saya dan suami.

Untuk sub-kategori pakaian rumah, bagian lemari paling atas adalah bagian suami saya. Beliau mendeclutter, melipat, dan menyusun sendiri pakaiannya. Hasilnya ada tiga potong celana yang masih baru dikeluarkan. Rencananya celana tersebut akan diberikan kepada bapak saya. 
Di dalam box sebelah kiri isinya celana dalam suami yang digulung, di atas box adalah kaos dalamnya. Box ini sendiri sudah kami gunakan sejak 2019 untuk menyimpan pakaian dalam. Bagian kanan adalah celana dan kaos luar yang disusun vertikal. Selebihnya ada sapu tangan dan peci. 

Bagian kedua lemari adalah pakaian saya. Sebelumnya saya susun dengan metode lipatan konmari tapi saya tidak nyaman karena malah terasa penuh dan sesak. 
Akhirnya saya bongkar ulang dan susun secara vertikal. Saya bersyukur karena metode gemar rapi memiliki prinsip personalized dimana kenyamanan individu sangat berperan. Di bawah adalah foto setelah saya susun ulang dengan susuan vertikal. Di sebelah kiri atasan berupa daster dan kaos yang saya susun berdasarkan bahannya (bahan kaos di bawah lalu bahan katun rayon di atasnya) dan di sebelah kanan bawahan berupa celana dan rok yang saya susun berdasarkan warna. 
Bagian lemari ketiga adalah tempat handuk, saya skip. Bagian lemari keempat atau yang paling bawah adalah tempat sprei dan pakaian dalam saya serta kaos kaki. 
Ada tiga box; paling atas isinya celana dalam yang digulung, box tengah bra dan box paling bawah adalah reusable menspad. Ada pula tisu kain dan manset. Untuk kaos kaki sengaja tidak saya lipat dengan metode konmari karena saya lebih nyaman dgn susunan vertikal dan diletakkan di bagian depan agar memudahkan ketika akan dipakai keluar atau ketika ada tamu.

Selain di dalam lemari, clutter pakaian di rumah saya juga termasuk pakaian yang menggantung di cantolan belakang pintu. Biasanya ini utk menggantung mukena, pakaian sholat, jaket bepergian, tas serta pakaian yang dirasa masih bersih dan akan dipakai ulang. Saya beri maksimal tiga hanger agar pakaian tidak menumpuk, jadi pakaian digantung di hanger terlebih dahulu lalu dicantolkan, ketika sudah over berarti ada pakaian yang harus segera masuk laundry bin.
2. Hambatan yang saya alami adalah ketika saya terikut arus utk melipat ala metode konmari. Saya belum bisa melipat dengan rapi sehingga pakaiannya terlihat tidak seragam ukurannya di dalam wadah dan pasti akan menyulitkan saya ketika mengambilnya dan menyusun kembali. Sehingga saya merombak ulang dan menyusun secara vertikal. Ini lebih sesuai dengan kebiasaan dan kepribadian saya sepertinya, hehe.. Lalu jaket suami biasanya saya lipat tapi setelah baca materi kalau jaket termasuk pakaian yg digantung, jaket itu tidak bisa saya gantung di hanger karena gantungan lemari sudah full. Akhirnya tetap saya lipat saja. 

3. Analisis RASA

RAPI DAN TERATUR :
Menurut saya setelah disusun berdasarkan jenis hanger, jumlah gamis saya jadi lebih terlihat dan terkontrol seperti berikut:
- Dua hanger berplastik: jas dan gamis akad nikah
- Tiga hanger kayu: dua setelan batik suami dan satu setel gamis bordir utk acara formal/undangan
- Empat hanger pink: gamis utk kajian
- Tiga hanger biru: gamis harian utk keluar rumah
- Dua hanger kayu: gamis harian di dalam rumah
- Dua hanger merah: baju koko suami

AMAN DAN NYAMAN
Susunan lemari di rumah sudah aman menurut saya karena saya meletakkan pakaian di tempat yang terjangkau. Suami saya lebih tinggi jadi pakaiannya di bagian atas sedangkan saya yang agak pendek meletakkan pakaian di bagian tengah dan bawah. Saya juga tidak meletakkan benda-benda berat di dalam lemari. 

SEHAT DAN BERSIH
Bahan pakaian kami utk sehari-hari kebanyakan kaos dan katun yang mudah menyerap keringat. Bahan ini juga mudah dibersihkan dan ringan saat dicuci. 

ALAMI DAN BERKELANJUTAN 
Jujur saja saya masih mengenakan kamper di dalam lemari, bahan gamis saya pun kebanyakan bahan yang tidak ramah lingkungan dan di rumah saya masih mencuci dengan deterjen pabrikan. Tapi insyaAllah dengan ikut gemar rapi saya termotivasi utk lebih ramah lingkungan. Semoga ke depannya pakaian yg sudah tidak terpakai bisa saya recycle dengan dibuat isian bantal ataupun benda-benda lain.
Ini adalah tampilan akhir lemari saya