Minggu, 12 April 2020

Task 5 - KLASTER1 - DAPUR (1)

Bismillah

Proses Decluttering
1. Saya membuat sub-kategori peralatan makan, peralatan masak, peralatan food preparation, peralatan membuat kue, dan peralatan membuat kopi (ini milik suami). Alasannya agar lebih terlihat jumlah barang yang saya miliki apakah sudah sesuai dengan peruntukannya atau malah ada benda yang tidak masuk sub-kategori manapun dan tidak pernah dipakai. Meskipun untuk penyimpanan hampir seluruh benda-benda tersebut di dalam rak piring tapi setidaknya benda-benda tersebut punya "rumah".

Berikut foto sebelum declutter :


2. Pola makan keluarga kami biasa saja; saya memasak sendiri makanan untuk keluarga kami, terkadang kami membeli makanan di luar dan karena saya hobi masak dan membuat kue saya termasuk rajin bikin camilan, hehehe.. Menu yang dimasak biasanya terdiri dari lauk dan sayur ditambah buah. Suami saya sehari makan dua kali kadang-kadang saja tiga kali. Biasanya hanya sarapan dgn makan siang, malamnya makan camilan atau hanya sarapan dan makan malam, siangnya makan camilan. Jadi di rumah saya cukup banyak menyetok bahan makanan dan kue sehingga memudahkan ketika eksperimen di dapur.
Alhamdulillah barang-barang di dapur saya sudah memenuhi kebutuhan keluarga kami. Barang yang paling sering digunakan tentu saja alat masak ya dan alat makan. Hampir semua alat masak dan alat makan terpakai setiap hari. Tapi masih ada juga yang jarang bahkan tidak pernah dipakai contohnya cetakan es lolipop pemberian ibu mertua, sepertinya ini bakal masuk benda kenangan suami karena saat akan saya declutter suami keberatan dan bilang bahwa cetakan es lolipop ini sudah ada sejak dia kecil dan dia merasa berat untuk mengeluarkannya.


3. Kriteria barang yang saya declutter adalah yang jumlahnya kebanyakan (karena kami hanya tinggal berdua dan sesekali saja ada tamu), yang tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan (barang2 plastik, melamine dan teflon yang sudah tergores), yang sudah rusak, serta yang tidak spark joy.

Beberapa piring, mangkok, gelas, sendok dan blender rusak yang di-declutter 

4. Menurut saya decluttering dapur termasuk bagian yang cukup melelahkan. Padahal tahun 2019 saya sudah pernah declutter alat masak dan alat makan tapi ternyata setelah declutter kedua kali ini peralatan makan masih terasa banyak. Hal ini terjadi karena setelah declutter pertama saya dihibahkan beberapa alat makan berbahan plastik (t*pp*rw***) oleh mertua dan saya pun membeli beberapa piring dan mangkuk keramik yang spark joy (menurut saya) sehingga bertambah lagi peralatannya. Lalu saat men-declutter suami ikut serta dan merasa berat ketika beberapa benda pemberian mertua akan saya keluarkan, ini terkait benda kenangan. Adapula hambatan saat declutter saya akan mengeluarkan beberapa piring kecil bahan melamine namun piring2 itu masih sering saya pakai dan saya belum punya gantinya piring kecil dengan bahan yang lebih baik jadi pada akhirnya masih saya simpan.

Proses Organizing

1. Untuk penyimpanan sebagian besar saya letakkan di dalam lemari yang juga berfungsi sebagai rak. Peralatan makan disusun berjejer, gelas2 dicantolkan pada rak, sendok2 saya tempatkan pada gelas yang tidak digunakan lagi. Peralatan masak sebagian besar saya cantolkan di atas meja kompor/meja cuci piring, kecuali yang sesekali dipakai misalkan panci presto saya simpan di lemari bawah meja kompor. Peralatan membuat kue dan peralatan kopi kami simpan dalam box dan diletakkan di dalam lemari. Begitupun bahan makanan saya letakkan dalam wadah. Wadah bumbu saya letakkan dekat dengan meja kompor agar mudah diambil. Peralatan food preparation (wadah t*pp*rw*re) saya tumpuk berdasarkan bentuknya agar tidak makan tempat dan diletakkan di lemari bagian atas.


Bagian lemari bawah tempat meletakkan tabung blender, chopper, hand-mixer dan pasta maker. Awalnya saya ingin meletakkan stand mixer di bawah juga namun qadarullah stand mixernya ga muat masuk ke situ. Lalu di bagian bawah juga ada alat masak berupa satu buah sutil kayu, satu buah sutil silikon yang mempunyai bolongan (saya ga tau namanya), satu buah sendok sayur, satu buah peniris minyak ketika menggoreng (ga tau namanya juga) dan satu buah saringan minyak jelantah. 


2. Hambatan saat proses menata adalah qadarullah kucing saya nakal dan ketika saya meleng sedikit dia pipis di dalam lemari. Ya Allah.. Saya sampai nangis (lah, curhat) karena harus membersihkan ulang lemari dan piring2. Lalu saat menata piring2 saya memecahkan wadah saus steak favorit, duh.. Hal ini membuat proses menata menjadi lebih memakan waktu. Mungkin lain kali ketika proses berbenah kucing-kucing akan saya masukkan ke kandang agar hal serupa tidak terulang. 


3. Analisa RASA

RAPI DAN TERATUR
Sebelumnya lemari di bawah meja kompor saya berantakan sekali karena bercampur dengan peralatan bertukang milik suami tapi setelah kami bongkar dan bersihkan alhamdulillah terlihat lebih rapi dan lega. Sayangnya sebelum membersihkan bagian lemari bawah meja kompor saya lupa memotret kondisinya sehingga tidak ada foto before after. 

Piring, mangkuk, gelas dan sendok yang selalu dipakai saya letakkan di bagian rak lemari, karena posisinya yang eye-level memudahkan ketika mengambilnya. Apalagi begitu membuka pintu lemari langsung terlihat. 


AMAN DAN NYAMAN
Benda-benda yang frekuensi dipakainya sering saya letakkan di dalam lemari di bagian yang eye-level sehingga tidak perlu alat bantu untuk mengambilnya. Pisau diletakkan pada tempat khusus agar tidak membahayakan.

SEHAT DAN BERSIH
Tiap selesai masak saya langsung membersihkan noda-noda cipratan minyak dengan mengelap daerah sekeliling kompor dan mengepel lantai dapur. Alas piring di lemari/rak piring rutin saya cuci. Saya juga mengganti alat masak karena lapisan/coatingnya telah terkikis karena takut membahayakan bagi tubuh. Saya mengganti dgn kuali stainless steel. Untuk menyimpan makanan left over saya lebih memilih menggunakan wadah kaca (gl*ssl*ck). 

Teflon yang sudah tergores parah

ALAMI DAN BERKELANJUTAN
Sebagian besar peralatan makan terbuat dari keramik dan kaca kecuali merek t*p*er w*r* sebagai storage. Saya memilih piring keramik karena insyaAllah lebih awet dan lebih ramah lingkungan (karena dapat direcycle). Kelak kalau eco enzyme telah dipanen akan saya gunakan untuk pembersih meja dapur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar