Minggu, 19 April 2020
Task 6 - KLASTER 1 - DAPUR (2)
Selasa, 14 April 2020
CHALLENGE 1 GEMAR RAPI - MEMBUAT ECO ENZYME / ECO CLEANER
Minggu, 12 April 2020
Task 5 - KLASTER1 - DAPUR (1)
Bismillah
Proses Decluttering
1. Saya membuat sub-kategori peralatan makan, peralatan masak, peralatan food preparation, peralatan membuat kue, dan peralatan membuat kopi (ini milik suami). Alasannya agar lebih terlihat jumlah barang yang saya miliki apakah sudah sesuai dengan peruntukannya atau malah ada benda yang tidak masuk sub-kategori manapun dan tidak pernah dipakai. Meskipun untuk penyimpanan hampir seluruh benda-benda tersebut di dalam rak piring tapi setidaknya benda-benda tersebut punya "rumah".
2. Pola makan keluarga kami biasa saja; saya memasak sendiri makanan untuk keluarga kami, terkadang kami membeli makanan di luar dan karena saya hobi masak dan membuat kue saya termasuk rajin bikin camilan, hehehe.. Menu yang dimasak biasanya terdiri dari lauk dan sayur ditambah buah. Suami saya sehari makan dua kali kadang-kadang saja tiga kali. Biasanya hanya sarapan dgn makan siang, malamnya makan camilan atau hanya sarapan dan makan malam, siangnya makan camilan. Jadi di rumah saya cukup banyak menyetok bahan makanan dan kue sehingga memudahkan ketika eksperimen di dapur.
Alhamdulillah barang-barang di dapur saya sudah memenuhi kebutuhan keluarga kami. Barang yang paling sering digunakan tentu saja alat masak ya dan alat makan. Hampir semua alat masak dan alat makan terpakai setiap hari. Tapi masih ada juga yang jarang bahkan tidak pernah dipakai contohnya cetakan es lolipop pemberian ibu mertua, sepertinya ini bakal masuk benda kenangan suami karena saat akan saya declutter suami keberatan dan bilang bahwa cetakan es lolipop ini sudah ada sejak dia kecil dan dia merasa berat untuk mengeluarkannya.
3. Kriteria barang yang saya declutter adalah yang jumlahnya kebanyakan (karena kami hanya tinggal berdua dan sesekali saja ada tamu), yang tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan (barang2 plastik, melamine dan teflon yang sudah tergores), yang sudah rusak, serta yang tidak spark joy.
Beberapa piring, mangkok, gelas, sendok dan blender rusak yang di-declutter4. Menurut saya decluttering dapur termasuk bagian yang cukup melelahkan. Padahal tahun 2019 saya sudah pernah declutter alat masak dan alat makan tapi ternyata setelah declutter kedua kali ini peralatan makan masih terasa banyak. Hal ini terjadi karena setelah declutter pertama saya dihibahkan beberapa alat makan berbahan plastik (t*pp*rw***) oleh mertua dan saya pun membeli beberapa piring dan mangkuk keramik yang spark joy (menurut saya) sehingga bertambah lagi peralatannya. Lalu saat men-declutter suami ikut serta dan merasa berat ketika beberapa benda pemberian mertua akan saya keluarkan, ini terkait benda kenangan. Adapula hambatan saat declutter saya akan mengeluarkan beberapa piring kecil bahan melamine namun piring2 itu masih sering saya pakai dan saya belum punya gantinya piring kecil dengan bahan yang lebih baik jadi pada akhirnya masih saya simpan.
Proses Organizing
1. Untuk penyimpanan sebagian besar saya letakkan di dalam lemari yang juga berfungsi sebagai rak. Peralatan makan disusun berjejer, gelas2 dicantolkan pada rak, sendok2 saya tempatkan pada gelas yang tidak digunakan lagi. Peralatan masak sebagian besar saya cantolkan di atas meja kompor/meja cuci piring, kecuali yang sesekali dipakai misalkan panci presto saya simpan di lemari bawah meja kompor. Peralatan membuat kue dan peralatan kopi kami simpan dalam box dan diletakkan di dalam lemari. Begitupun bahan makanan saya letakkan dalam wadah. Wadah bumbu saya letakkan dekat dengan meja kompor agar mudah diambil. Peralatan food preparation (wadah t*pp*rw*re) saya tumpuk berdasarkan bentuknya agar tidak makan tempat dan diletakkan di lemari bagian atas.
Bagian lemari bawah tempat meletakkan tabung blender, chopper, hand-mixer dan pasta maker. Awalnya saya ingin meletakkan stand mixer di bawah juga namun qadarullah stand mixernya ga muat masuk ke situ. Lalu di bagian bawah juga ada alat masak berupa satu buah sutil kayu, satu buah sutil silikon yang mempunyai bolongan (saya ga tau namanya), satu buah sendok sayur, satu buah peniris minyak ketika menggoreng (ga tau namanya juga) dan satu buah saringan minyak jelantah.
2. Hambatan saat proses menata adalah qadarullah kucing saya nakal dan ketika saya meleng sedikit dia pipis di dalam lemari. Ya Allah.. Saya sampai nangis (lah, curhat) karena harus membersihkan ulang lemari dan piring2. Lalu saat menata piring2 saya memecahkan wadah saus steak favorit, duh.. Hal ini membuat proses menata menjadi lebih memakan waktu. Mungkin lain kali ketika proses berbenah kucing-kucing akan saya masukkan ke kandang agar hal serupa tidak terulang.
3. Analisa RASA
RAPI DAN TERATUR
Sebelumnya lemari di bawah meja kompor saya berantakan sekali karena bercampur dengan peralatan bertukang milik suami tapi setelah kami bongkar dan bersihkan alhamdulillah terlihat lebih rapi dan lega. Sayangnya sebelum membersihkan bagian lemari bawah meja kompor saya lupa memotret kondisinya sehingga tidak ada foto before after.
Piring, mangkuk, gelas dan sendok yang selalu dipakai saya letakkan di bagian rak lemari, karena posisinya yang eye-level memudahkan ketika mengambilnya. Apalagi begitu membuka pintu lemari langsung terlihat.
AMAN DAN NYAMAN
Benda-benda yang frekuensi dipakainya sering saya letakkan di dalam lemari di bagian yang eye-level sehingga tidak perlu alat bantu untuk mengambilnya. Pisau diletakkan pada tempat khusus agar tidak membahayakan.
SEHAT DAN BERSIH
Tiap selesai masak saya langsung membersihkan noda-noda cipratan minyak dengan mengelap daerah sekeliling kompor dan mengepel lantai dapur. Alas piring di lemari/rak piring rutin saya cuci. Saya juga mengganti alat masak karena lapisan/coatingnya telah terkikis karena takut membahayakan bagi tubuh. Saya mengganti dgn kuali stainless steel. Untuk menyimpan makanan left over saya lebih memilih menggunakan wadah kaca (gl*ssl*ck).
ALAMI DAN BERKELANJUTAN
Sebagian besar peralatan makan terbuat dari keramik dan kaca kecuali merek t*p*er w*r* sebagai storage. Saya memilih piring keramik karena insyaAllah lebih awet dan lebih ramah lingkungan (karena dapat direcycle). Kelak kalau eco enzyme telah dipanen akan saya gunakan untuk pembersih meja dapur.
Minggu, 05 April 2020
TASK 4 - KLASTER 1 - PAKAIAN (2)
Bismillah
Proses Decluttering
1. Setelah pekan lalu saya berbenah dgn men-declutter pakaian, pekan ini saya men-declutter sprei, handuk, gorden, dan sarung. Karena benda-benda ini yang cukup menyita ruang di dalam lemari. Untuk benda lain seperti tas, sandal, dan alat sholat tidak ada yang di-declutter karena jumlahnya sudah cukup bagi kami berdua.
2. Kriteria barang yang saya declutter adalah yang jumlahnya kebanyakan, jarang digunakan, dan tidak spark joy. Barang-barang yang di-declutter ini saya berikan kepada saudara saya karena kondisinya masih sangat baik. Seprei sebelumnya ada delapan set, saya keluarkan empat dan saya simpan empat set. Handuk mandi besar sebelumnya ada delapan lembar, saya keluarkan tiga lembar dan simpan lima lembar. Sarung sebelumnya ada lima lembar, saya keluarkan dua lembar dan simpan tiga lembar sarung. Begitupun dengan gorden, saya memiliki tiga set gorden, lalu saya keluarkan yang dua set.
3. Alhamdulillah saat men-declutter pekan ini tidak ada hambatan, karena sudah jelas nantinya barang-barang tersebut akan dikemanakan. Ada perasaan ringan di hati ketika melihat lemari pakaian menjadi lebih lega karena sebelumnya sangat penuh sesak.
Proses Organizing
1. - Seprei, sarung dan perlengkapan sholat yang tidak sedang dipakai saya lipat dan susun ke dalam box plastik, alasannya karena jika masih disimpan di dalam lemari maka lemari akan penuh sesak, lagipula barang-barang ini termasuk yang jarang digunakan, frekuensi pengambilannya dua minggu sekali.
- Handuk besar dan kecil saya lipat biasa dan ditumpuk secara vertikal, diletakkan di lemari paling bawah. Karena frekuensi pengambilannya seminggu sekali maka saya simpan di lemari pakaian.
- Kaus kaki, ciput, dan manset saya lipat ala konmari dan diletakkan di boks bekas sarung. Tujuannya agar langsung terlihat dan mudah diambil ketika perlu.
- Tisu kain juga saya lipat ala konmari dan diletakkan di boks bekas sarung.
- Tas ransel digantung karena ransel ini dipakai tiap Ahad
- Totebag kain dilipat lalu dimasukkan ke salah satu totebag. Totebag ini fungsinya juga sebagai tas belanja jika berpergian atau ke supermarket utk belanja bulanan. Menyimpan dengan cara seperti ini tidak makan tempat.
- Sepatu, kebetulan saya dan suami tidak punya sepatu. Kami masing-masing hanya memiliki sepasang sandal yang kami pakai ke mana saja, kecuali ada acara khusus/formal, maka suami lebih memilih pinjam sepatu kulit bapak saya. Jadi sandal yang kami punya diletakkan di teras luar.
Kebetulan saya tidak punya aksesoris, suami pun tidak punya topi atau ikat pinggang jadi bagian ini saya skip.
2. Seperti pekan lalu, hambatan yang saya alami adalah ketika melipat serta menata handuk dan seprei. Saya bingung dengan teknik lipatannya apakah mau digulung, dilipat ala konmari atau dilipat biasa. Selama beberapa hari saya trial error dan balik lagi yang paling cocok untuk saya adalah lipatan yang disusun vertikal, sama seperti ketika melipat dan menata pakaian.
3. Analisis RASA
RAPI DAN TERATUR
Setelah men-declutter tahap kedua ini, lemari pakaian saya jauh lebih lapang. Susunan lemari pun sempat saya ubah dari pekan lalu. Sebelumnya lemari bagian ketiga tempat menyimpan handuk, sekarang lemari bagian ketiga ini saya gunakan untuk boks pakaian dalam, boks kaus kaki dan tisu kain. Pekan lalu saya menata kaos kaki dengan lipatan biasa, sekarang saya melipatnya dengan metode konmari dan meletakkannya di boks bekas sarung. Ini membuat lemari terlihat lebih rapi dan teratur. Apalagi dengan penggunaan boks penyimpanan untuk seprei dan sarung membuat lemari terlihat lebih lega.
AMAN DAN NYAMAN
Lemari yang lapang dan tidak penuh sesak membuat hati saya pun berasa ringan. Tidak khawatir dengan tumpukan seprei yang menggunung yang membuat lemari kelihatan seperti mau tumpah.
SEHAT DAN BERSIH
Saya sengaja memilih seprei yang berbahan katun linen, karena bahan ini lebih ringan, dingin, dan mudah dibersihkan.
ALAMI DAN BERKELANJUTAN
Bahan katun linen juga diklaim sebagai katun yang lebih ramah lingkungan. Selain itu saya juga menggunakan tisu kain agar dapat dipakai ulang setah dicuci.