Sabtu, 11 Juli 2015

Bersendiri, Seni Menikmati Hidup A La Ayu Mardiyani :D

Assalaamu'alaykum..

Halooo... Orang seperti apakah kamu? Iya kamu, yang lagi baca blog saya :D Kalau saya, saya adalah tipikal orang yang tanpa malu-malu main hujan sendirian saat hujan pertama turun setelah kemarau panjang. 03 Juli lalu Medan hujan deras, benar-benar deras untuk pertama kali (dan menyeluruh) setelah nyaris sebulan hujan enggan singgah di sini. Udara panas kontan menguap digantikan hawa sejuk dan aroma khas tanah basah. Saya yang sore itu masih di kantor tidak sabar untuk segera pulang menerobos hujan. Saat saya keluar kantor, hujan mulai reda, syukurnya hujan mendadak deras kembali ketika saya turun dari angkot. Padahal saya bawa payung, tapi saya membiarkan wajah dan pakaian basah disapa air hujan. Suasana di lapangan sepi (ah ya, untuk ke rumah saya kamu harus melewati lapangan sepak bola) saya yang memang punya kecenderungan emosional meledak-ledak tanpa tahu malu melepas sepatu kerja dan berlari-lari menuju rumah, tertawa-tawa! Payung merah yang sedari tadi saya genggam, saya lambungkan dan putar-putar. Saya berlari hanya mengenakan kaos kaki, tertawa sambil bernyanyi lagu yang tidak jelas, memutar-mutar payung dan menenteng sepatu. Saya tidak peduli ketika melewati beberapa tetangga yang berteriak "Kak Ayuuuukk... Bawa payung kok malah ga dipake?", melambaikan payung sekenanya saya hanya berucap," iya nih pengen main hujan, haha"



Tenang, ini bukan cerita fiksi, ini nyata :D Saya memang seperti itu, saya merasa benar-benar "hidup" ketika sendiri. Saya bisa melakukan hal yang dinilai orang lain tidak lazim untuk dilakukan oleh orang seusia saya. Bagi saya, bersendiri adalah menjadi diri sendiri, momen kontemplasi paling intim untuk memandang hidup di luar diri. Ketika bersendiri saya menemukan kepuasaan yang tidak dapat saya peroleh ketika berdua, bertiga atau beramai-ramai. Selalu ada hal baru yang didapat, rasa syukur, perasaan sayang, pengetahuan, simpati, kenalan, ketakutan, apapun itu. Setelah dirunut, saya bersendiri sejak tahun 2011. Saya ke toko buku, belanja kebutuhan sehari-hari, membuat kue, ke taman, makan di cafe atau resto, naik kereta api, nonton di bioskop, ke luar kota sendirian.

Bukan tidak pernah saya ditertawakan oleh teman kantor, dipandang aneh, dipandang menyedihkan tapi tho saya tetap bersendiri. Apa? Kamu kira saya introvert? Haha.. :D Enggak kok, saya ini ekstrovert, hasil tes kepribadian saya juga menjelaskan saya ekstrovert. Saya memang suka sendiri di tempat ramai tapi tidak pernah merasa terganggu dengan kehadiran mereka di sekitar saya. Saya tidak pernah merasa terintimidasi dan menjadi panik di keramaian. Mungkin menurut kamu saya ini aneh, saya suka loh menyapa orang yang tidak saya kenal, lalu saya tertawa dan orang itu akan kebingungan melihat tingkah saya atau mungkin dia pikir saya gila, haha.. Untuk hal ini kapan-kapan akan saya ceritakan di postingan lain.

Lalu kamu bertanya, apakah saya tidak punya teman? Ada, tapi tidak banyak :D teman saya bisa dihitung menggunakan jari tangan. Bagi saya memilih teman dekat yang baik itu sama sulitnya dengan memilih jodoh yang tepat. Haha.. Kadang ada kalanya saya mengajak seorang teman kantor untuk jalan-jalan karena pikirannya yang random cocok dengan saya. Tapi lagi-lagi saya mengajak beliau lebih ke pada "kelaziman". Maksudnya? Begini, saya mau nonton konser SORE tapi rasanya masih belum siap untuk pergi nonton konser sendirian, menurut saya lazimnya orang nonton konser rame-rame, jadi lah saya ngajak teman saya itu yang pada akhirnya ngajak temannya dan kami jadi bertiga. Trus kamu mikir, emang nonton di bioskop sendirian itu lazim? kata sebagian orang sih enggak tapi karena kamu tanya sama saya ya jawabannya jadi lazim kok :3

Bagi saya bersendiri, seperti halnya memasak, adalah seni dan sains yang berkelindan jadi satu dan mewarnai hidup saya. Saat bersendiri saya menemukan proses sains menakjubkan, bagaimana sel-sel di tiap tubuh saya seolah beregenerasi menjadi sel hidup yang baru dan lebih sehat, serta produksi hormon endorfin yang tetiba melimpah ruah dan terus-terusan bikin saya bahagia. Pun bersendiri adalah seni bagi saya untuk menikmati hidup dalam kesendirian tanpa kesepian. Membuat saya makin bersyukur telah bersendiri karena Allah. Saat bersendiri pula (biasanya saat duduk di taman, di kereta, atau memandang Medan dari bangunan yang tinggi) saya banyak bermuhasabah tentang penciptaan dan kehidupan, tentang pemusnahan dan kematian lalu setelah itu saya akan banyak bersyukur atas apa yang saya alami. 

Kalo boleh jujur, ehem, ini agak curcol dikit ni, di usia saya sekarang saya sih udah pengen punya partner yang bisa dijadikan rekan bersendiri. Ya biar saya jadi berdua gitu, hehe.. Jadi ketika saya belanja ada yang bantuin saya bawa belanjaan, ketika ke taman ada yang belikan saya es krim, ketika beli baju atau sepatu ada yang bisa ditanyain pendapat, ketika ke toko buku ada yang ditodong untuk beliin buku, ketika buat makanan ada yang bantuin nguleni adonan dan ngabisin makanan, ketika nonton ada yang diajak ketawa atau sedih bareng, ketika makan di cafe ada orang yang bibirnya saya bersihkan dengan tisu, ketika naik kereta api ada bahu yang siap nampung kalo saya ketiduran, hehe... doooohhh... saya mulai berimajinasi. hush..! hush..!

Mumpung sekarang saya masih (ber)sendiri, saya akan memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin. Travelling ke tempat yang saya impikan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan sendirian. Saya pengen solo travelling ke Jawa setelah sebelumnya saya ke Riau sendirian. Saya juga pengen nonton konser band/penyanyi favorit sendirian, juga pengen karaoke sendirian. Sounds weird for you, huh? :P




Seperti kutipan dalam film Bread of Happiness "there is a moment in everyone's life where one becomes two". Saya akan menunggu momen itu, momen (ber)sendiri saya jadi momen (ber)dua dan saya akan menunggunya tentu saja dengan seni menikmati hidup a la Ayu Mardiyani, yakni bersendiri. Eeerrr... Saya harap tulisan ini ga menyiratkan kesepian, sungguh kalaupun kamu rasa ada aura kesepian saya harap kamu bisa abaikan. Hwehehe.. Jadi, orang seperti apa kamu? :D


PS: udah lama pengen nulis hal ini, makin terinspirasi setelah ketemu blog ini

4 komentar:

  1. mungkin kakak sama kayak saya, seorang pluviphile,- penikmat hujan. KEtika hujan turun ada sesuatu yang bikin nikmat sendiri. saya menikmati hujan, ngga khawatir tuh basahan2 dibawah hujan. bertelanjang kaki main diluar asyik. serius.

    BalasHapus
  2. Kalau bersendiri, maka melangkahlah, disana nanti akan tidak bersendiri lagi, karena ada bersama. Hehehe, salam extrovert! Tes kepribadian dimana kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di kantor saya ada psikolognya jd pernah coba tes kepribadian MBTI :)

      Hapus