Rabu, 13 November 2013

Katiri Mandi Ubi Ungu: Cerita Tentang Kerjaan Baru



Bismillaahirrohmaanirrohiim..
Assalaamu’alaikum..
Alhamdulillaah ada kesempatan update blog lagi, hehe..  Sebelum masuk ke resep saya mau cerita sedikit (sesuai request dari Mbak Rina). Alhamdulillaah sekarang saya sudah bekerja sebagai staf administrasi di sebuah bimbingan belajar. Jam kerja terdiri dari dua shift, dengan panjang tiap shift enam jam 40 menit. Shift pertama dimulai pukul 11.00 diakhiri pukul 18.40 WIB. Shift kedua dimulai pukul 12.30 diakhiri pukul 20.10 WIB.  Job desk-nya cukup kompleks, mulai dari menyiapkan bahan ajar untuk para staf pengajar, membuat bermacam laporan, mengirimnya ke pusat, melayani jika ada tamu yang datang untuk mendaftar atau sekedar mencari informasi, memfasilitasi siswa melakukan pembayaran uang les, bahkan hal yang terkesan “remeh temeh” tapi penting semisal mengisi ulang spidol. Haha.. But, I love my job so much <3. Ketelitian sangat dibutuhkan di sini dan saya merasa beruntung menjadi orang yang cukup teliti. Hehe… sombong… :p

Hubungan dengan rekan kerja juga menyenangkan, atmosfir organisasi yang diciptakan membuat saya nyaman. Sesama staf admin dan pengajar dapat berbaur dengan baik. Tidak ada perbedaan antara staf pengajar yang datang dari Jakarta atau yang asli Medan. Bagian yang paling saya suka dari bekerja di sini adalah tidak ada yang mempermasalahkan penampilan (hijab) saya. Saya tidak harus berpenampilan seperti wanita kantoran pada umumnya, menggunakan rok atau celana panjang yang dipadankan dengan blazer dan sepatu berhak tinggi. Saya memakai pakaian yang biasa saya pakai untuk kuliah; rok panjang, baju kurung (terkadang kemeja), jilbab, dan tak lupa ransel besar yang dicantoli tempat air minum. Sepatu yang saya kenakan pun lebih sering sandal gunung dengan kaus kaki. Beberapa kali saya menggunakan gamis, biasanya di hari Jumat, dan tetap menggunakan ransel besar :D Yup, hidup ini terasa lebih indah jika kau “diterima” di lingkunganmu sekarang berada.

Oh ya, ada satu hal yang “tidak asik” menurut saya. Apa itu? Begini, baru beberapa hari kerja saya sudah dicomblangi dengan salah seorang staf pengajar. Pengajar fisika. Ini ulah dari rekan saya sesama staf admin, namanya Kak Dewi. Setelah tau kalau saya single, kak Dewi langsung bertindak. Kebetulan si Bapak (saya memanggil staf pengajar pria dengan panggilan “Bapak”) sudah cukup berumur (29 tahun!), pengajar dari Jakarta dan belum menikah, jadilah saya bahan bulan-bulanan kak Dewi kalau Bapak itu mengajar di lokasi kami. Saya sih istighfar saja, malas memberi reaksi. Siapapun jodoh saya nanti semoga didapat dengan cara yang syar’I dan diridhoi Allaah, serta dipermudah prosesnya. Aamiin..

Sekarang kita ke resep ya, hihi.. Katiri Mandi Ubi Ungu ini dibuat awal Oktober, selang beberapa hari setelah membuat Kue Mangkok Ubi Ungu. Lagi-lagi terinspirasi dari blog Mbak Hesti. Ini sih sebenarnya mirip kolak biji salak yang terbuat dari ubi jalar kuning itu, bedanya yang ini terbuat dari ubi jalar ungu, dimasak dengan santan putih (tanpa gula merah), dan bentuknya tidak bulat melainkan tear drops (agak lonjong memanjang). Dari blog Mbak Hesti saya jadi tau kalau katiri ini snack-nya orang Sulawesi :O Soal rasa, pasti enak lah… Manisnya pas kayak saya, hahaha.. :D



Katiri Mandi Ubi Ungu
Sumber: Hesti's Kitchen
Bahan:
-          450 gram tepung ketan putih
-          300 gram ubi ungu kukus yang telah dihaluskan
-          ½ sdt garam
-          250-300 ml air
-          Air secukupnya untuk merebus bulatan-bulatan ubi

Bahan kuah:
-          1800 ml santan sedang
-          250 gram gula (atau sesuai selera)
-          ½ sdt garam
-          2 lembar daun pandan
-          2 sdm tepung beras (saya skip)

Cara membuat:
1.       Campur ubi, tepung, garam, tuang air sedikit demi sedikit sampai adonan dapat dipulung (dibentuk).
2.       Bentuk adonan sesuai selera sampai habis, saya bentuk bulat lonjong.
3.       Rebus air hingga mendidih, masukkan bulatan-bulatan ubi, rebus kembali hingga mendidih.
4.       Sementara itu, di panci yang lain, rebus santan, gula, garam, dan daun pandan hingga mendidih.
5.       Jika kedua panci telah mendidih, matikan api. Angkat bulatan-bulatan ubi, tiriskan.
6.       Bulatan-bulatan ubi dapat langsung dicampur ke santan atau disiram santan saat akan disajikan.



Selamat mencoba yah.. ^_^
Wassalaamu’alaikum..

Mdn, 13.11.13
_miyukotaque_

6 komentar:

  1. woowww,,, jadi ngiler pas waktunya sehabis hujan. wew :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah abis ujan enaknya makan bakso malang anget2 mbak. Hihi..
      :3

      Hapus
  2. itu kolak ubi ungunya bikin langsung kenyang tuh. Nyam-nyam...

    BalasHapus
  3. kyaaaa..
    paling males emang kalo dicomblangin hehhehe...
    dulu pernah nyobain bikin ini, enak:)

    BalasHapus