Sabtu, 30 Januari 2021

Cah Kangkung Hasil Panen

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Blog ini kalau kita ibaratkan rumah, sudah lama ditinggalkan pemiliknya begitu saja. Pagar depannya karatan, berdecit ketika dibuka dan nampaknya perlu diminyaki. Rumput di pekarangan tingginya mungkin lebih dari sebetis orang dewasa, akarnya sudah mencengkeram tanah dengan erat. Masuk ke dalam rumah, tulisan2 di blog ini seperti perabotan yg sudah usang dimakan zaman, tak update, tak kekinian, bahkan mungkin sudah tak relevan. Banyak debu dan sarang laba2 menggantung di sudut rumah saking tak pernah dikunjungi.

Seorang kakak baik hati yg selalu saya rindukan kehadirannya, menyemangati saya untuk kembali ke rumah ini. Di sini, kiranya kami bisa saling menyimak kisah dari kejauhan sambil duduk santai menyesap teh favorit masing2 (teh kayu manis pilihannya dan saya cukup teh hijau saja). Di luar sana terlalu riuh, dia sadar lebih dulu. Saya menyusul belakangan. Namun pada akhirnya kami sepakat untuk kembali ke sini saja.

Hhh.. Apa yg harus saya lakukan pertama kali? Tentu saja bersih2. Sambil saya berusaha mengisi rumah ini dgn "perabotan" baru berupa tulisan2 yg bisa jadi tak bermutu, wkwk..

Beberapa waktu lalu eyipi mencoba menyemai benih kangkung menggunakan besek. Sebagai pemula, dia lakukan sebisanya. Benih2 itu ditebarnya begitu saja di atas media tanam. Hari ketiga setelah ditabur, tunas mulai muncul. Makin hari tunas2 itu makin tinggi, makin ramai dan berdesak-desakan di dalam besek. Setelah lebih dari dua minggu pertumbuhan tunas kangkung mandek. Benih kangkung yg eyipi semai tumbuh menjadi kangkung pendek berbatang kurus. Saya sempat berpikir mungkin kangkung2 ini tak punya tempat yg cukup utk berkembang dan berniat utk memisahkan/memindahkan ke tempat lain. Namun setelah melihat postingan Mba Britania Sari di ig ternyata kangkung tak perlu disemai tapi tanam dengan berjarak. Ah.. Pantas saja kangkung yg ditanam eyipi kurus ternyata berebut nutrisi karena ditanam dengan asal-asalan.
Kangkung usia seminggu, dipotret dari jendela
                   
Idealnya kangkung dipanen setelah hari ketigapuluh, tapi sebelum sampai ke hari itu, tanaman kangkung kami mulai menunjukkan tanda2 menyerah. Batangnya mulai layu dan daunnya menguning. Daripada berakhir tidak bermanfaat jadi saya panen saja lah..

Sudah banyak daun yg kuning
              

Setelah dipetiki alhamdulillaah dapat segini

Saya masak cah kangkung dengan menggunakan satu bawang putih ukuran kecil. Setelah bawang putih dicincang, saya tumis dengan sedikit minyak sampai harum. Masukkan kangkung, saya bumbui dgn garam, gula, merica dan kaldu jamur. Tambahkan sedikit sekali air, oseng2 sebentar hingga layu. Cah kangkung bawang putih porsi mini siap dijadikan menu makan siang kami ditemani ayam goreng saus korea (yangyeom tongdak). MasyaAllah.. Alhamdulillaah.. Perasaan yg menyenangkan bisa mengolah hasil panen sendiri meskipun tak seberapa. Jadi makin semangat lagi utk menanam tanaman pangan di rumah.

Selamat makan~